“Tubuhmu memang selalu bisa memuaskan hasratku, Angelina!” Bisiknya seraya memberikan kecupan pada bibir Irna, berikutnya pria tersebut menarik diri dari atas tubuh Irna.
Irna merasa lega sekali, dia baru bisa mengatur napasnya lantaran Peter sudah bangun dari atas ranjang lalu masuk ke dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian pria itu keluar dari dalam kamar mandi dengan sehelai handuk di pinggang. Sementara Irna masih tidur terlentang di atas ranjangnya.
“Mandilah.” Perintahnya sambil membungkuk di sebelah ranjang di mana Irna rebah. Tetesan air dari helaian rambut Peter jatuh mengenai wajah dan leher Irna memaksa wanita itu membuka kedua kelopak matanya. Selang beberapa detik bibir Peter sudah singgah pada kedua puncak bukit kembar yang hanya terbalut sehelai kain tipis putih yang
