“Aku masih tidak mengerti maksudmu membawa Irina kemari. Apa kau sudah menyerah untuk menyuruhku menjalankan bisnismu?” Rido masuk setelah mengetuk pintu dan tanpa perlu basa-basi lagi ia berbicara pada ayahnya. “Anak kurang ajar. Bukannya menyapa ayahmu dulu malah langsung menanyakan gadis itu! ck!” Javas kembali ke dalam kamarnya dan duduk di sofa dengan secankir kopi hitam. “Aku datang kesini untuk penjelasan, bukan basa-basi.” Balas Rido dan menjatuhkan dirinya di atas sofa empuk di kamar ayahnya ini. Javas menghela nafasnya pelan. “Hah, aku memang tidak pernah meragukan sifatmu yang sama keras kepalanya dengan ibumu. Begini, apa selama ini kau tidak membiarkanku untuk mendekati gadis itu karena kau berfikir aku akan menyakitinya?” “Ya, tentu saja. aku masih ingat bagaimana kau ham