Irina dan Rido terhanyut dengan canda tawa yang terus membuat seseorang yang ada diluar sana merasa panas mendengarnya. Entah sampai kapan ia harus terus mengawasi sejoli itu dari kejauhan tanpa tahu apa yang sedang dilakukan oleh dua orang itu didalam sana. Rasanya Rayen sangat ingin mendobrak pintu masuk rumah itu dan mengusir makhluk yang sedang bersama Irina didalam sana. Namun, Rayen tak ingin melukai harga dirinya dengan masuk ke Rumah wanita yang bagai jalang itu. Rayen tak sedikit pun mengalihkan pandangannya dari rumah Irina. Amarah dalam dadanya semakin bergejolak seiring waktu yang semakin malam. Apa lelaki s**l itu akan menginap di rumah Irina? Batinnya. Jika itu sampai terjadi, ia tak tahu apa ia bisa menahan emosinya lebih lama lagi. “Bos, tenanglah.” Tegur Bimo memperinga