Irina tampak begitu sibuk dengan semua laporan yang harus ia setorkan kepada bosnya Lena. Selama beberapa hari ini, Irina juga merasa bebas dari gangguan Rayen yang sebenarnya membuat Irina sedikit heran. Bukannya Irina mengharapkan kehadiran Rayen, tapi entah mengapa Rayen tak muncul selama beberapa hari belakangan ini. Mungkin Rayen memang sudah lelah mengganggu dan menghinanya, bahkan untuk beberapa hal Irina tak menemukan kesulitan apapun untuk mendapat persetujuan dari Rayen. Ia juga merasa sedikit beruntung karena ia selalu disibukkan dengan pekerjaan hingga ia tak terlalu memikirkan penghinaan dan ketakutan yang disebabkan oleh Rayen. “Hey, bengong aja Non.” Tepukan tangan Laras teman kantor Irina seketika membuyarkan lamunan Irina. “Oh mama.” Ucapnya terkaget dengan tepukan yang