Beberapa hari ini Rayen disibukkan dengan pekerjaannya yang terbengkalai karena ulahnya sendiri. Ia sudah menyangka pasti akan sesibuk ini mengingat ia membatalkan beberapa pekerjaan untuk seminggu ke belakang karena terlalu frustasi dengan masalah balas dendamnya yang ia sadar atau tidak juga telah melukainya. Namun beruntunglah hari ini ia bisa terbebas dari tumpukan pekerjaan berkat asistennya yang tak lain adalah Bimo. Tak apa mengorbankan Bimo sebentar untuk menyelesaikan beberapa urusan yang tidak sempat ia kerjakan. Ia harus segera melancarkan aksinya untuk mendekati Irina. Wanita itu juga sudah cukup lama ia biarkan tenang dan bebas, tapi hari ini wanita itu harus bersiap menghadapinya. Menjengkelkan rasanya melihat wanita itu tertawa bahagia saat berbicara dengan seseorang yang