Mendekati ruang makan, Rayen mendengar suara tawa familiar di telinganya. Suara yang sangat ia rindukan, bahkan amat ia rindukan beberapa hari ini. Memasuki dapur, Rayen benar-benar dibuat kagum dengan wanita yang ada didepannya. Ia terlihat akrab dengan ibunya. Bahkan ayahnya. Apa ini? bagaimana bisa? Wanita yang dirindukannya, malah berada di tempat yang tak ia duga. “Hai, Babe.” Senyuman yang selalu terbayang dan selalu ia rindukan. Bahkan saat bertatapan pun, ia selalu merindukannya. Rayen menyunggingkan senyum tipisnya meski tak terlihat. Tak ada yang tahu betapa ia bahagia melihat Irina yang begitu sibuk di meja makan mempersiapkan makanan untuk keluarganya. Ia pikir karena Tyas memang sedang dalam suasana hati yang baik, tapi ternyata karena ada Irina yang membuat kakaknya itu ti