Sadar anggukan tadi akan mengubah seluruh jalan hidupku reflek aku langsung berdiri lalu berjalan menuju jendela, aku membuka jendela itu lalu membuang napas dalam-dalam. "Bisa direvisi?" tanyaku dengan wajah tak tahu malu. Hanya di depannya aku bisa menunjukkan sikap seperti ini. Ya siapa tahu Rabian kesambet setan dan mengiyakan pertanyaanku barusan. Semoga. "Kamu kira ini ujian skripsi? Nggak ada revisi-revisian! Pokoknya kamu itu sudah jadi calon istriku dan besok kita kembali ke Jakarta," jawabnya tanpa tahu malu juga. Rabian lalu mendekatiku dan menarik tangan yang kini sudah melingkar dengan manis sebuah cincin impian semua wanita. Melihat cincin itu entah kenapa mulutku reflek menyunggingkan senyum penuh arti. Wanita macam apa kamu Ayunda! Dasar w