Aku sungguh tidak menyangka Wida akan senekat itu mengirim percakapan kami di w******p ke Rabian, mau taruh di mana muka ini kalau Rabian sampai besar kepala dan berani mengolok-olokku. Huwaaaa aku malu! "Yu, katanya mau aku usaha." Ulangnya lagi tapi aku kadung malu dan nggak berani menampakkan diri di depannya, andai ada ruang bawah tanah di bawah kasurku mungkin aku akan bersembunyi di sana seumur hidup. Aku semakin merapatkan diri dalam selimut dan berharap ini hanyalah mimpi. "Ayunda," aku marasakan tangan Rabian mulai menarik selimut perlahan demi perlahan. Aku menutup mata agar Rabian tidak melihatku salah tingkah, "Yu. Kamu mau aku tidur di sini?" tanyanya lagi. Aku tetap diam. "Oke, walau kamu diam dan tidak mengizinkan tapi malam ini aku terpaksa tidur di si