BIL -5-

943 Kata

Aku sudah berada di depan kamar yang memesan makanan tadi. Aku mengetuk pintu kamar itu. Tidak ada sahutan dari dalam. Aku ketuk lagi sampai ketiga kali. Namun belum ada sahutan lagi. Sampai kelima baru tamu itu keluar. “Permisi aku membawa pesanan untuk Anda. Mau ditaruh di mana?” Laki-laki tua yang mungkin seumuran dengan ayahku mengintip dari pintu. “Silakan masuk.” Ada perasaan tidak enak ketika laki-laki tua itu memintaku masuk. Tetapi aku berusaha untuk bersikap tenang. Aku sembunyikan ketakutanku dengan bersikap seramah mungkin. Aku lupa kenapa aku tidak mengajak Cantika tadi. Sehingga ada yang membantu ketika aku berada dalam keadaan terdesak. Aku masuk mendorong meja yang berisikan makanan yang dia pesan.  Baru sampai di dalam, laki-laki tua itu mengunci pintunya. Ah benar. Ada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN