“Gerry,” “Gerry,” Suara teriakan Denias terdengar jelas oleh Gerry, “Aku mencintaimu,” ungkap Denias sembari tersenyum, lambat laun wajah Gerry pun semakin terlihat jelas oleh Denias. “Bohong!” sanggah Gerry, “Kau tidak mencintaiku Denias, kau hanya ingin membuatku jatuh kedalam lembah duka!” ujar nya. “Tidak Gerry, aku terpaksa melakukan itu.” ucap Denias, wajah sayunya menunjukkan bahwa dia sedang mencoba meyakinkan Gerry. “Denias, katakanlah... bahwa kau memang sangat mencintai ku. Dan katakan alasan mu pergi dari kehidupan ku,” pinta Gerry. “Aku melakukan ini untuk masa depan mu, walaupun sebenarnya masa depan ku lah menjadi taruhannya.” “Alasan yang klasik Denias, alasan yang menurutku terlalu berlebihan.” sanggah Gerry kembali, “Kau melupakan ku karena kau memang berpura-pu