Kevin melangkah menuju bankar. Menatap sayu tubuh yang terbaring lemah, dengan berbagai selang yang tertancap. Tanpa terasa bulir air matanya mengalir, tak bisa ia tahan lagi. "Gia," gumam Kevin. "Sayang ...." Diciuminya punggung tangan wanita itu. "Bangun sayang," racau Kevin dengan isakan memilukan. "Maaf." Meski berkali-kali dia menggumamkan kata 'maaf'. Tapi tak ada reaksi dari wanita itu. Kevin mengusap lembut pipi Gia, membelainya. "Maaf ... telah menyakitimu berulang kali ...." Kevin kembali tertunduk, tak mampu melanjutkan ucapan. Dadanya begitu sesak, melihat orang yang di sayanginya terbujur lemah tak sadarkan diri. "Harusnya kamu tidak menikah denganku, harusnya kamu bahagia dengan pria yang mencintaimu ... bukan aku. Bukan aku yang justru menyakiti kamu!" Kevin kembali mer