Epilog

1286 Kata

Embusan angin memainkan gaun panjang berwarna ungu yang di kenakannya. Rambut panjang yang meliuk ke sana-sini terbawa angin. Senyum merekah itu tak mampu memalingkan Kevin walau sejenak. Kevin membalas senyum itu dengan senyum tipis yang sedari tadi terpatri di wajahnya. Pria itu melambaikan tangannya, tanpa sadar air matanya turun membasahi pipi. Kevin menyekanya, tak ingin terlihat rapuh di depan orang yang disayanginya. "Maaf, aku cengeng." Kevin tertunduk, masih menyeka air mata yang tak henti-hentinya menerobos keluar. "Papa! Ayo!" teriak gadis itu dari kejauhan. Gadis itu tampak cemberut sambil menghentakkan kakinya terlihat kesal. Kevin hanya tersenyum, melambaikan tangan agar gadis itu menunggu sebentar lagi. "Kamu lihat, dia tumbuh besar seperti kamu ... sangat mirip. Bahkan

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN