Setelah dirasanya cukup untuk menenangkan diri, serta sesak di dalam dadaa sedikit berkurang, Safia menghembuskan napas panjang, sebelum memutuskan untuk kembali masuk ke dalam. Berharap ketika nanti bertemu dengan Arya, kondisinya jauh lebih baik lagi. Di mulut, dia bisa mengatakan sudah move on. Tapi hatinya tetap sakit acapkali melihat keberadaan pria itu. Angin yang berembus semakin kencang karena hari sudah semakin malam, membuat Safia merasa kedinginan. Ia menggosok-gosok kedua telapak tangannya sembari memperhatikan lalu lalang para tamu yang mulai meninggalkan tempat satu per satu. Safia beranjak dari duduknya pada sebuah bangku panjang yang ada di taman samping hotel. Niatnya untuk kembali masuk ke dalam ia urungkan karena sepertinya dia memilih untuk pulang saja. Nanti dia aka

