"Buat kamu." Safia meletakkan bunga yang tadi dia dapatkan, di atas meja kerja Wina. Perempuan itu mendongak terkejut. Ini bukan pertama kalinya Safia memberikan bunga untuk Wina. "Buat apa Bu Safia memberikan lagi bunga itu untuk saya?" "Mubazir daripada saya buang. Siapa tahu kamu pecinta bunga, kan?" Wina memperhatikan sekilas bunga yang kelihatan cantik tapi dia mana suka jika bunga itu diberikan oleh Safia. "Bu Safia jangan menyogok saya dengan bunga." "Siapa juga yang mau nyogok kamu." "Saya tahu Bu Safia mungkin menyimpan dendam sama saya. Jadi saya tetap akan waspada jika suatu saat nanti Bu Safia akan melancarkan aksi untuk menghancurkan saya." Safia tertawa. "Wina ... Wina. Saya tidak akan mencampur adukkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Sekarang apa jadwal saya satu har

