Billy duduk di meja kerja rumahnya, dikelilingi setumpuk dokumen yang berhubungan dengan Juwita Lestari. Semua informasi yang berhasil ia kumpulkan hari itu ditata rapi di hadapannya. Ia sengaja menghindari kantor untuk pekerjaan semacam ini. Sebab, Dikara bisa saja tiba-tiba masuk di kantornya lalu duduk seenaknya dan dengan santai bertanya apa yang sedang ia kerjakan. Billy tidak mau mengambil risiko itu. Untungnya, sebagian besar waktu Dikara kini tersita oleh sebuah misi baru yang menyedot delapan puluh persen perhatiannya. Situasi itu memberinya keleluasaan untuk menggali informasi tanpa diketahui sang klien. Diam-diam, ia merasa lega. Ada ruang bernafas, ada kesempatan menelusuri jejak Juwita lebih jauh lagi. Ia ingat betul bagaimana beberapa hari lalu dirinya menegur Dikara dengan

