Berita Baik

1002 Kata

Naren berkali-kali mendapat banyak telepon dari asistennya di perusahaan. Ia sudah meninggalkan pekerjaan cukup lama, tidak mencampuri urusan pekerjaannya sedikit pun, dan hanya bepergian seputar rumah sakit dan sekitarnya saja. Ibu Clara sudah mewanti-wanti agar Naren mengurus hal-hal penting yang harus dilakukannya, tapi Naren tetap kukuh untuk terus menemani Clara. Kini, panggilan telepon itu seolah mencapai puncaknya. Meledak-ledak sejak kemarin. Naren memandangi ponselnya itu. Ada dua puluh satu panggilan tak terjawab. Tepat ia akan menonaktifkan ponselnya, sebuah panggilan kembali datang. Dari asistennya, tentu saja. "Halo," sapanya saat menerima telepon itu. Ia sengaja membuat suaranya setenang mungkin. "Halo? Ya ampun. Aku sudah meneleponmu berkali-kali! Kamu bosnya di sini, man

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN