Zyzy berjalan gontai masuk dalam rumah, ia berjalan masuk dengan pikiran bercabang, memikirkan Leon yang masih marah padanya juga masalah penggusuran blok Z, ia bahkan tidak sadar jika ia melewati ruang keluarga dimana ada papa dan mamanya yang sedang duduk santai.
Pak Chandra, papa Zyzy dan bu Yulia mama Zyzy saling pandang melihat putri sulung mereka yang terlihat kebingungan.
“Zyzy kenapa ma?” tanya pak Chandra.
“Entahlah pa, sepertinya dia sedang ada masalah,” jawab bu Yulia.
“Zy…”
Zyzy menghentikan langkahnya, ia kemudian berbalik dan terkejut saat melihat kedua orangtuanya di ruang keluarga.
“Mama… papa…”
“Kamu kenapa sayang? Jalan sambil melamun?” tanya bu Yulia.
Zyzy menghela napas, ia tak ingin membuat kedua orangtuanya khawatir dengan menceritakan tentang masalah di blok Z.
“Hanya masalah kecil pa, ma,” jawab Zyzy berjalan mendekati mama dan papany kemudian duduk di hadapan mereka.
“Masalah kecil kenapa sampai melamun seperti itu sayang. Ayo bilang sama papa dan mama, siapa tahu kami bisa membantu,” ucap bu Yulia.
Zyzy tersenyum, “Serius ma, nanti kalau memang Zyzy ada masalah, Zyzy akan bercerita pada mama atau papa.” Kelit Zyzy.
“Baiklah kalau begitu, bagaimana kabar Leon? Lama dia tidak datang kesini?” tanya pak Chandra membuat Zyzy terhenyak, ia bingung harus menjawab apa.
“Leon baik pa, hanya saja dia sangat sibuk belakangan ini,” jawab Zyzy sedikit berbohong, tak mungkin juga ia mengatakan pertengkarannya dengan Leon tempo hari.
“Zyzy ke kamar dulu ya ma, pa, mau istirahat, Zyzy lelah.”
“Ya sudah, kamu sudah makan malam? Biar bibi antar ke kamar kamu kalau kamu belum makan malam.”
“Sudah ma, Zyzy sudah makan tadi di minimarket, Zyzy naik dulu pa, ma.” ZYzy kemudian berdiri dari duduknya, ia kemudian berjalan menjauh dari ruang keluarga dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Oooo---oooO
Hari ini Zyzy datang lebih siang dari hari biasanya, karena saat berangkat ia datang dulu ke kantor Leon untuk menemui kekasihnya dan menyelesaikan masalah mereka. Tapi apa mau dikata, ia tidak bisa bertemu dengan Leon karena pria itu sedang ada tugas ke luar kota. Ada sedikit rasa kecewa dihati Zyzy, kenapa Leon tidak mengatakan apapun jika ia bertugas ke luar kota, walau Leon marah tapi ia bisa mengirim chat jika ia masih marah dan tidak mau bicara.
Zyzy merasa semakin hari hubungannya dengan Leon buka semakin mesra malah semakin jauh, apalagi prinsip mereka berbeda tentang pernikahan. Mobil Zyzy berbelok dan masuk dalam area parkir minimarket, ia memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil.
Saat Zyzy berjalan menuju pintu masuk minimarket, sebuah suara memanggilnya.
“Nona Zyzy…”
Zyzy menghentikan langkahnya kemudian berbalik, ia mengernyitkan keningnya dan menatap seorang pria dan wanita yang berjalan menuju ke arahnya, ia merasa tidak mengenal dua orang tersebut.
“Apa saya mengenal kalian?” tanya Zyzy menatap pria dan wanita yang berdiri di depannya.
“Belum, perkenalkan saya Bagus Andriansyah, dan ini asisten saya, Kayla.”
Zyzy mengulurkan tangannya dan menjabat pria bernama Bagus itu juga wanita bersama Kayla.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Zyzy.
“Bisa kita bicara di kantor nona Zyzy, kami harus menjelaskan panjang lebar.”
Zyzy berpikir sejenak, ia kemudian mengajak pria bernama bagas dan asistennya masuk dalam minimarket dan masuk dalam ruang kerjanya, Zyzy meminta Evi menyiapkan kursi untuk Bagas dan Kayla.
“Silahkan duduk,” ucap Zyzy mempersilahkan kedua tamunya duduk sedangkan Zyzy juga duduk di meja kerjanya.
“Apa yang ingin kalian bicarakan?” tanya Zyzy.
“Kami dari PT. Angkasa Raya Tbk, tujuan kami kesini ingin bicara tentang penggusuran di blok Z ini.”
“Kalian utusan Angkasa Raya?”
“Benar nona Zyzy.”
Zyzy menatap kedua tamunya dengan tatapan tidak suka, tapi ia tidak ingin emosi, Zyzy ingin tahu apa tujuan utusan dari Angkasa Raya tersebut.
“Mau apa kalian?”
“Mungkin nona Zyzy sudah menebak apa tujuan kami, kami ingin menawarkan ganti rugi untuk penggusuran wilayah ini, berapa luas minimarket nona Zyzy?” tanya pak Bagas.
“Sekitar 350 meter persegi, kenapa?”
“Seperti yang saya bilang, saya datang untuk menawarkan ganti rugi, lima puluh juta per meter perseginya? Bagaimana? Jika diihitung nona Zyzy akan menerima uang sebanyak tujuh belas milyar lima ratus juta rupiah, harga yang fantastis kan?”
“Saya tidak berminat.”
“Apa?! apa maksud anda nona? Blok ini sudah disetujui pemerintah kota untuk dibangun hotel dan night club, dan untuk langkah awal adalah pembebasan lahan, perusahaan kami berbaik hati mau memberikan ganti rugi dengan harga tinggi.” Ucap pak Bagus.
“Apa pemerintah memberitahu kami sebelumnya? Apa mereka tahu jika blok Z ini adalah tumpuan mata pencaharian dari banyak kepala keluarga? Kalian seenaknya akan menggusur tempat usaha kami dan membangun hotel serta night club.”
“Jika pembangunan kami selesai, kami juga banyak merekrut tenaga kerja, kami juga menciptakan lapangan pekerjaan. Kami juga berperan kan dalam kehidupan banyak orang.”
“Jadi kalian mematikan usaha banyak orang kemudian membangun hotel dan night club dengan dalih menciptakan lapangan lerja buat banyak orang, bukankah itu juga merugikan banyak orang alih alih membuka lapangan kerja.”
“Nona Zyzy jangan naif, jika nona menerima ganti rugi dari perusahaan kami, nona bisa membuka usaha baru di tempat lain.”
“Kenapa saya harus buka di tempat kain kalau saya sudah ada usaha disini?”
“Apa maksud nona Zyzy?”
“Seperti tadi saya bilang, saya tidak mau menerima ganti rugi, dengan kata lain saya menolak penggusuran ini. Saya akan datang ke balai kota dan menemui walikota, saya akan protes kenapa kami tidak diajak bicara soal penggusuran ini, tiba tiba saja kami harus menerima jika kami digusur walau dengan ganti rugi yang cukup besar. Jadi tolong tinggalkan ruangan saya dan silahkan pergi.”
“Anda…! anda jangan menyesal jika anda tidak mendapatkan ganti rugi jika anda terus keras kepala seperti ini,” pak Bagus kemudian berdiri dari duduknya dan mengajak asistennya untuk pergi meninggalkan Zyzy yang masih duduk di kursi kerjanya.
Zyzy menghela nafas panjang, berpikir apakah benar ia harus menyerah dan menerima ganti rugi, ataukah ia akan berjuang agar penggusuran tidak akan terjadi, tapi apa yang harus ia lakukan sekarang? Zyzy kemudian berdiri dan keluar dari ruangannya, ia akan menemui beberapa teman pengusaha blok Z. Zyzy akan berdiskusi dengan mereka langkah apa yang akan mereka lakukan.
Pertama Zyzy menemui pak Arif dan bu Arif, keduanya adalah pengusaha rumah makan yang terletak tak jauh dari minimarket Zyzy, Zyzy melihat keduanya sedang duduk di meja kasir dan sepertinya sedang bicara serius.
“Selamat siang pak Arif,” sapa Zyzy.
“Mbak Zyzy… selamat siang, tumben datang ke rumah makan kami, mau makan siang?” tanya pak Arif.
“Bukan pak, saya mau bicara tentang penggusuran blok ini, bapak ada waktu?” tanya Zyzy.
Pak Arif dan Bu Arif saling pandang, Pak Arif kemudian mengajak Zyzy duduk di meja lain menjauh dari meja kasir sedangkan bu Arif masih duduk di meja kasir.
“Soal penggusuran… apa yang akan pak Arif lakukan?” tanya Zyzy to the point.
“Saya berpikir sepertinya memang kita harus merelakan blok Z ini digusur.”
“Apa? pak Arif serius? tapi blok Z adalah tempat dimana banya orang mencari nafkah baik pengusaha ataupun karyawan, kita tidak boleh menyerah pak.”
“Apa yang bisa kita lakukan mbak Zyzy, pemerintah kota sudah mengeluarkan surat keputusan, otomatis juga mereka berpihak pada PT. Angkasa Raya Tbk, saya sudah mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya mbak, jadi saya akan menerima ganti rugi.”
“Pak Arif yakin?”
“Saya yakin mbak, saya dan istri berencana pulang kampung dan memulai usaha disana dari uang hasil ganti rugi penggusuran. Jika mbak Zyzy mau berjuang silahkan tapi maaf saya tidak bisa ikut mendukung karena dari sisi manapun kita sudah kalah mbak.”
Zyzy terdiam, perkataan pak Arif membuatnya down sebelum berjuang, Zyzy kemudian pamit kembali ke minimarketnya, ia berencana nanti akan menemui rekan pengusaha lain tapi pak Arif saja yang biasanya membela yang benar malah menyerah bagaimana dengan pengusaha lain? Zyzy berharap ia memiliki rekan untukmemperjuangkan blok Z.
Lynagabrielangga.