Erlangga tersenyum singkat ke arah Jimmy yang saat ini tengah berdiri tepat di tempat duduk kebesarannya. Setelah itu ia bangkit, berjalan mendekat ke arah body guard kepercayaan nya tersebut dan berhenti tepat di hadapannya. "Mungkin kalimat permintaan maaf, tidak cukup untuk menebus semua kesalahanku padamu. " Ucap Erlangga mengawali pembicaraan mereka setelah lima belas menit berhadapan tapi tidak ada komunikasi sama sekali. "Saya tidak mengerti dengan apa yang Tuan maksut, " Balas Jimmy dengan tenang. Salah satu tangan Erlangga merogoh saku jas mahalnya lantas mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. Sebuah kertas yang bertuliskan nominal sejumlah uang. Itu adalah cek, yang sudah ia tanda tangani dan siap untuk di tukarkan. Erlangga menatap kertas berharga tersebut dengan memicingkan

