“Hm… kenceng juga semburan si Arab. Nggak nanggung-nanggung. Langsung dua.” Ola dan Rini tertawa mendengaar banyolan Wak Tima yang tidak habis-habisnya. “Duh. Kok aku jadi kepingin punya anak lagi,” gumam Rini. Sorot matanya kagum melihat wajah Ola. “Halah. Lu mah kalo hamil nyusahin gua, Rin. Mending nggak usah,” “Idih, Wak. Ya nggaklah,” “Lu hamil Eki, Evi, ujung-ujungnya merengek ke gua. Waaak, Eki mencret, Waaak, Eviii muntah. Kayak dukun beranak aja lu bikin gua mah,” “Tapi kan Wak dapat pecel ayam gratis setiap malam.” Ola senang berada di dekat dua sahabat sekaligus tetangganya. Sudah lama dia tidak menikmati waktu bertiga ngobrol dan bergosip ngalor ngidul. Hampir setiap hari ada saja bahan bicara yang menyenangkan. Jika berselisih paham, secepatnya meminta maaf. Jika ada y

