Dia mengerucutkan bibir. Aku tertawa kecil melihatnya. Menggeser kursi mendekat ke arahnya lalu mendongakkan dagunya, bibirnya tampak ranum menggoda membuatku ingin segera mencicipinya. "Kakak mau apa?" tanyanya terlihat gugup. Ah menggemaskan sekali istriku ini. Memangnya mau apa jika, aku terus mendekat padanya begini? Masa dia tidak tahu? Atau pura-pura? Aku tersenyum kecil padanya, dengan tatapan tak berkedip ke manik matanya yang bermaskara, bulu-bulu lentik palsu memperelok wajahnya yang pada dasarnya sudah cantik. "Mau cium, Sayang," sahutku yang membuat wajahnya merona merah. Dia tersenyum kecil lalu mengalihkan pandang. Ah malu-malu dia, padahal kami sudah sah jadi pasangan menikah sekarang. Aku menangkup wajah Lana, dengan d**a bergemuruh hebat mendekatkan bibirku ke bibir