"Kenapa, Pak?" Lehan menyipitkan sebelah mata. "Bapak terlihat sedang terbebani," ucapnya sambil mencomot kudapan di piring. "Tidak juga." Aku menggelengkan kepala. Lehan celingukan. Dia terus menatap ke sana kemari membuatku jadi heran. "Ada apa Han?" "Saya baru sadar ternyata sudah sepi, Pak. Hanya ada kita," katanya sambil nyengir. Itu dia tahu sudah sepi, tapi tetap saja mengajak mengobrol bukannya pamit pulang. "Sudah dari tadi sepi, Han, sejak kamu datang." Lehan mengangguk. Lagi-lagi dia mengambil kue di piring. Apa sebegitu kelaparannya dia? "Kamu belum makan dari pagi, Han?" tanyaku saat dia dengan tak berperasaannya kembali makan. Semoga bidadariku itu belum tidur. Lehan tertawa sampai tersedak mendengar ucapanku. "Bukan dari pagi, Pak. Tapi dari siang. Saking ramainya