77

1952 Kata

"Untuk kamu, Sayang," ucap Pak Adam setibanya di hadapanku sambil mengulurkan bunga yang dipegangnya. Aku menerimanya dengan tersipu, diiringi senyuman menggoda dari Rini. "Ci-eee, ci-eee, ehemp, yang mau ni-kaaah," katanya sambil mengedipkan sebelah mata. Pak Adam tersenyum kecil menanggapinya. Aku mengibas tangan di depan wajah sahabatku. "Apaan sih, Rin." Aku sedikit mendelik. "Memang benar kita akan menikah, Sayang," ucap Pak Adam. "Jadi tidak ada yang perlu ditutup-tutupi dari siapapun. Semua sudah beres." "Sudah beres, maksud kakak apa?" Aku memandangnya penuh rasa ingin tahu. "Cieee, panggil Ka-kaaaak." Rini menatapku dengan sorot geli. Aku kembali mendelik padanya. "Diem gak, Rin?" kataku, sahabatku langsung membekap bibirnya dengan telapak tangan. "Bagaimana kalau kita bi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN