POV Rifani, Rivan, Ilana Aku tak dapat menahan kesedihan lagi dan akhirnya pertahananku jebol, aku menangis terisak-isak. Kenapa ini terjadi padaku, Tuhan? Apa salahku? Sejak ibu mertuaku bilang akan mengundang bos Mbak Ila untuk makan malam bersama kami, aku jadi gelisah sampai tak berselera makan. Aku tak makan seharian, hanya minum air putih saja satu gelas. Saat memasak hidangan untuk makan malam tadi pun, aku sama sekali tak mencicipinya padahal tampak menggugah selera. Perasaanku begitu sedih membayangkan Mas Adam akan ke sini nanti untuk makan malam, dan aku akan kembali bertemu dengannya. Hanya dengan membayangkan kembali bertemu dengannya pun aku tak sanggup, tatapannya yang penuh benci dan menyimpan luka pasti akan kembali menyakitiku. Aku masih ingat dengan jelas tatapan din