Saatnya Pergi “What?” Lima menit, bagaimana caranya, jika membuatnya terangsang aku masih bisa. “Kamu gila ya, bagaimana caranya aku melakukan hal itu? Dan apa tanda jika kamu puas dengan pelayanan yang aku berikan?” Dia diam, kakinya melangkah sedikit demi sedikit ke arahku. Diangkatnya tangan lalu didorongnya aku ke kasur. Aku melihat ke atas, tatapannya yang tajam, dan pegangan tangan yang kokoh dan kuat melekat di bahuku. Seakan dia akan memperkosaku, dia menaikkan alisnya lalu tangan kanan yang tadi ada di bahuku kini menjalar ke dadaku. Yang aku katakan benar bukan, dia akan memperkosaku lagi, padahal sangat jelas aku sepenuhnya sembuh. “Lepaskan!” teriakku dan dia langsung memelukku, menggesek bagian bawahnya ke perutku. Kepalaku pas di dadanya, aku mencium aroma tubuh yang