Kemarahan yang Mengerikan Besok paginya aku malu melihat Xia Xi, dia hanya tersenyum dan aku memalingkan wajah. Chaing He langsung mengajakku pergi, sesampainya di sana penanaman sudah selesai. Dia melihat sekilas terlebih dahulu lalu mengajakku pulang. “Ayo pulang.” Aku menggelengkan kepala. “Kalau kita di rumah, apa yang akan kita lakukan.” Dia diam lalu duduk di sampingku. “Terus?” tanyanya dan aku juga bingung mau ke mana kami akan pergi. “Affry akan ikut denganku.” Aku melihat ke belakang, Jonathan menghampiri kami dan Chaing He memasang wajah kesal. Aku tersenyum begitu dengan dia. “Ayo,” ucapnya menarik tanganku tapi Chaing He menarik tanganku yang satunya. “Kamu tidak boleh membawanya,” ucap Chaing He dam Jonathan menyeringai. “Dia orang yang dijodohkan denganku, jadi terser