78. Masa Lalu yang Selesai

2008 Kata

“Mas enggak mau. Titik. Udah, kita pulang aja!” Mas Hanif menolak mentah-mentah saat aku menyampaikan keinginan Mbak Linda yang ingin ngobrol dengannya empat mata. Aku pun sudah menduga kalau suamiku ini pasti akan menolak keras. “Aku pun udah enggak izinin. Aku juga enggak rela kalau Mas ngobrol berdua sama dia. Tapi dia ngancem katanya mau terus hubungi Mas kaya biasanya. Aku udah bilang mau lapor polisi kalau dia begitu terus, tapi dia bilang enggak takut.” “Tadi kan Mas udah bilang, jangan ladenin dia. Kamu ngeyel.” “Jujur aja, tadi aku ngeyel karen aku ingin tahu seperti apa Mbak Linda itu. Seenggaknya pengen rasain ngobrol dengannya. Ternyata dia emang bener seperti yang Mas omongin. Orangnya agak manipulatif. Ngomongnya itu enggak terstruktur. Kaya lompat-lompat, gitu, Mas.” “Ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN