223: DANCING IN THE RAIN

1715 Kata

Kadang, yang bikin kita hangat bukan selimut… tapi kenangan. *** “Somay,” ujar Niken saat Anta bertanya makanan apa yang baru saja disajikan. Wanginya harum, kelezatannya menggantung di imaji, menerbitkan air liur yang memenuhi mulut. “Anta mau makan pakai saus kacang atau pakai sup?” “Sup!” seru Anta. “Oke, Nana potong-potong dulu somaynya ya?” Begitu seporsi somay berkuah disajikan untuk Anta, perhatian Alta yang sedari tadi sibuk bermain magnetic blocks bersama Ian teralihkan suara menyeruput nikmat sang abang. “Itu apa?” tanyanya sembari berjuang naik ke kursi kosong di samping Anta. “Kok blocks-nya ditinggal, Ta?” tegur Sofi. “Beresin dulu dong, sayang.” “Wait wait, Mama. Ta mam duyu ya.” “Opa bantuin beresin yuk?” timpal Ian. “Habis itu baru Alta makan.” “Tuh, dibantuin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN