Sometimes, the warmest homes aren't the ones you build, but the ones you inherit—along with the love, the chaos, and the comfort that makes it truly yours. *** “Mama … Mamaaa!” “Anta panggil Mama?” tanya Cantika, menanggapi keponakannya. “Capek ya? Sama Onti yuk?” “Nyo!” tolak Anta seraya menarik tangannya yang digenggam Cantika. Bintang kecil itu berdiri bersandar di salah satu lengan sofa. Ekspresinya tampak tak senang. “Mama!” Cantika memasang wajah sedih. “Kok gitu sama Onti?” “Mamaaa!” Anta mulai menangis. Alta yang tandinya asik memasukkan bola-bola melewati sebuah ring, sontak menoleh, memperhatikan kembarannya. “Kaaak, Anta dinangisin ‘antimo obat anti mabok!’” ujar Arna, nyaris memekik. Cantika beringsut, mengejar adiknya itu, melempari bantal-bantal sofa sambil bersungut