Kevin melepaskan ciuman Yuna. Ia mendorong pelan bahu Yuna. Yuna mengerjap kaget karena mengira Kevin akan marah padanya. Namun, menatap wajah terkejut Kevin, ia langsung menoleh. Dilihatnya Dinda tengah berdiri di ujung koridor. Gadis itu tampak gemetar dengan wajah merah. Sontak, Yuna tersenyum senang. Benar-benar kebetulan, pikirnya. Kevin bereaksi seolah hendak memanggil Dinda, tetapi tak ada suara yang keluar dari bibirnya. Dan Dinda berlalu dari hadapan mereka berdua. Yuna menarik lengan Kevin keras-keras. Kevin menggeleng. Sadar, ini adalah kesalahan. Bersama Yuna adalah kesalahan. Dicium Yuna adalah kesalahan. Ia menepis tangan Yuna. "Aku harus pergi." Ia membuat isyarat cepat. "Vin, jangan pergi!" seru Yuna. "Ini sakit." Kevin yang telah melangkah pun langsung menoleh. Ia meli