Kevin masuk mobil dengan perasaan hancur. Ia tak hanya merasa sakit di wajah dan tubuhnya, tetapi ia juga sangat sedih karena tak bisa menemukan Dinda di sana. Dinda mungkin ada di salah satu kamar di sana, mungkin. Namun, ia tak diperkenankan untuk masuk. Dinda tak ingin bertemu dengannya. Bahkan nomornya juga telah diblokir oleh Dinda. Ia sama sekali tidak memiliki akses untuk bicara dengan Dinda. "Tuan, kita harus ke rumah sakit," kata Satya pada Kevin. Sama seperti Kevin, ia juga babak belur. Kevin menggeleng. "Aku nggak mau ke rumah sakit." "Anda terluka," kata Satya lagi. "Ini bukan apa-apa," sahut Kevin. Tentu saja itu bukan apa-apa dibandingkan dengan luka hati Dinda. Kevin mengepalkan tangannya dengan geram. Ia menunduk dengan kepalan tangannya menumpu di dagu. Ia tak bisa ber