Anya mengetuk pintu ruangan Shaka dengan ragu. Dari balik kaca buram di tengah pintu, ia melihat bosnya sedang serius menatap layar laptop. Setelah mendengar suara Shaka mempersilakan masuk, ia membuka pintu pelan. "Kenapa?" tanya Shaka, tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Saya mau lapor, Pak. Tadi Via bilang kalau Mbak Mita nggak mau di restoran Pueredo. Katanya sudah bosan makan di sana. Jadi mereka mau pesan sendiri, dan Via yang akan urus pemesanannya,” ujar Anya sambil berdiri rapi di depan meja. Shaka mengangkat alis, menatap Anya dengan sorot bingung. "Kamu sudah sempat pesan?" "Belum, Pak. Saya baru mau pesan hari ini, tapi Via keburu kirim pesan bilang Mbak Mita lebih suka restoran Prancis," jelas Anya hati-hati. Shaka menghela napas panjang. "Ya sudah, atur saja. Saya m