Demian melirik layar ponselnya. Jam menunjukkan pukul 10.23 pagi waktu Jakarta. Ia membuka aplikasi jam dunia. Di Swiss, waktu masih menunjukkan pukul 04.23 dini hari. Subuh bahkan belum masuk. Ia mendengus pelan. "Kalau gue telepon sekarang, bisa - bisa diputus di detik pertama," gumamnya dalam hati sambil menyender di kursi kerjanya yang lebar. Ia menimbang - nimbang, jari - jarinya menggantung di atas layar ponsel. Menghubungi Shaka sekarang sama saja cari mati. Tapi dalam kepalanya, godaan untuk menjahili sahabatnya itu justru semakin besar. Ia membayangkan bagaimana reaksi Shaka jika ia tiba - tiba menelepon hanya untuk menggoda, pasti dia akan marah - marah, dan Demian Siap dengan jurus: "Nggak boleh gitu dong sama calon Om lo sendiri. Bisa sopan nggak ngomongnya?" Ucapan itu mun