Demian turun perlahan dari tangga menuju ruang makan. Rambutnya masih sedikit basah, menandakan dia baru selesai mandi. Aroma kopi yang menguar dari dapur langsung menyapa hidungnya, membuat perutnya yang belum terisi pagi ini meronta minta diisi. Di ruang makan, Mama Ruri sudah duduk manis di ruang tengah, lengkap dengan baju santainya yang selalu matching dari atas sampai sandal rumah. Wajahnya yang tetap terlihat segar meski usianya sudah lewat enam puluh, tampak menoleh saat mendengar suara langkah kaki anaknya. "Turun juga akhirnya," ujar Mama Ruri, sambil berdiri dan berjalan ke arah meja makan. Ia merapikan serbet dan membuka tudung saji seperti sudah menjadi rutinitas. "Mama nggak olahraga pagi ini?" tanya Demian sembari meletakkan tas kerja hitamnya di kursi kosong. Ia lalu men