Wajah lelah tampak terlihat di wajah Vita. Seharian ia bekerja, teror yang ia pikir hanya mengganggunya di rumah, ternyata terus mengejar sampai ke tempat kerja. Sekarang ini ia sedang berdiri di dekat pos security untuk menunggu jemputan. Ia sudah memberi tahu Yanto, karyawan sang ayah yang tadi mengantarnya pagi, mengenai jam bubar pabrik. Tapi, ternyata kali ini giliran Aji yang menjemput gadis itu saat bubar pabrik. "Mas Yanto lagi ada kerjaan, Mbak. Jadi, saya yang diminta buat jemput." Lelaki itu menjelaskan saat berdiri di depan gadis itu. "Oh, iya, enggak apa-apa." Jalanan yang masih terlihat becek sebab hujan yang mengguyur seharian, membuat lelaki itu harus melajukan kendaraannya pelan. "Pelan-pelan aja, Bang Aji. Aku enggak buru-buru pingin sampai rumah kok! Ngeri soaln