“Apa sih lepasin! Aku udah lunasin hutang Ibu, ngapain masih nyamperin aku!?” teriak Nia saat pria itu mencengkram lengannya. “Wah wah, galak amat neng. Kamu nggak lupa kan sama wajahku, yaah meskipun hutangmu sudah lunas tapi kamu masih punya satu hutang lagi yang wajib kamu bayar!” Nia sejenak tertegun dengan penuturan pria gembul ini, dia mengibaskan tangan pria gembul itu kuat-kuat namun sia-sia. Tenaga pria di depannya itu terlalu kuat untuk di lawan, mau tak mau Nia harus mendengarkan ocehan tak berguna dari pria gembul ini. “Hutang apa maksud anda? Saya dan ibu sudah nggak punya hutang apapun lagi di tempat anda, jangan mengada-ada” “Yaa, kamu memang nggak punya hutang tertulis tapi hutang yang ku maksud ini hutang tak tertulis” jawab pria itu sedikit menyeramka

