Matanya menatapku penuh tipu daya karena ucapanku. Aku tahu dia sedang menungguku untuk beraksi, tapi saat tangannya merangkul punggungku yang kecil dan menarikku lebih dekat, aku mendapati diriku tidak bisa bergerak. "Kau menggodaku, cantik," bisiknya saat aku perlahan menjauh darinya. "Ck-ck, Janu. Mencoba mengambil semuanya untuk dirimu sendiri," ejekku. "Apa pendapatmu tentang perilakunya, Lidya?" Aku mengalihkan perhatianku padanya, matanya bersinar penuh kegembiraan. "Oh, yah, dia adalah orang yang biasanya hanya suka menonton." Dengan berlenggok, aku berjalan di belakang kursi tempat Lidya duduk dan dengan lembut mengusapkan jari-jariku ke rambutnya. Teriakan seksual dari pria dan wanita lain membuatku tergoda untuk merayu Janu dengan cara yang tidak akan pernah dia sangka. Per