Bangun keesokan paginya, aku merasakan persendian kaku di tubuhku akibat pertengkaran yang terjadi malam sebelumnya. Janu adalah orang yang menepati janjinya. Dia tinggal bersamaku sepanjang malam dan memelukku sampai matahari terbit bersinar melalui tirai. Tidak yakin bagaimana mencerna semuanya, aku turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Mataku tidak ingin melihat ke cermin dan melihat betapa buruknya penampilanku, dan meskipun Janu mengatakan itu tidak buruk, aku tahu sebaliknya. Rasa sakit yang menjalar di kepalaku membuktikan betapa buruknya hal itu, dan ketika aku menemukan keberanian untuk melihat ke cermin, aku tersentak. Tanganku menutup mulut saat aku melihat pemandangan di depanku. Memar besar menutupi sisi wajahku dari pipi ke rahang. Ada sayatan kecil di bagia