Sepanjang malam, Felix terus merengek pada Papanya. Ia sama sekali tak ingin berada jauh dari Lexy, terus memohon untuk pulang ke rumah Klan Archer. “Papa, ayo kita kembali ke rumah Kakek dan Nenek.” Rengekannya masih sama dan ini sudah yang kesekian kalinya. Bahkan, saat ini sedang diajak jalan-jalan keluar apartemen saja, permintaannya masih sama. Leo bukan tak ingin mengembalikan anaknya, tapi saat ini misinya baru berjalan, tak ingin jika semuanya menjadi sia-sia karena terpengaruh dengan keinginan sederhana anaknya itu. “Sayang, nanti kita pulang. Tenang saja, tapi saat ini Papa ingin menghabiskan waktu bersama denganmu dulu.” Leo menghela nafas, menekan rasa sesak yang sejak tadi tertahan. Sebenarnya, ia sudah sangat emosi mendengar anaknya terus merengek, tapi mencoba untuk teta