empat puluh tiga

1642 Kata

Darren, terbangun dari tidur panjangnya. Ia masih menggeliat di atas ranjang, bahkan kembali menarik selimut tebalnya untuk menutupi seluruh tubuhnya yang merasakan dingin. Entah sudah berapa lama ia tertidur, karena benar-benar menghabiskan waktu malam sampai club benar-benar tutup, baru ia bisa beristirahat di kamar hotel yang sangat nyaman itu. Sejak tadi, ponselnya memang terus berdering, tapi Darren sama sekali tak mempedulikan. Rasa kantuk lebih menyerang matanya sampai-sampai enggan untuk membuka mata dan memilih menarik selimutnya lagi dan lagi. Ia tak tahu, kalau ponselnya itu terus berdering karena Jean yang masih berusaha menghubunginya. Sampai benar-benar wanita paruh baya itu lelah menghubungi dan tak lagi menelepon. Terdengar suara perut yang kelaparan, membuat Darren mau t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN