Bunga masuk ke kamar hotel yang ditempatinya bersama Dewa. Perasaannya tak menentu. Rasanya seperti linglung, bisa tiba di kamar ini dengan selamat tanpa nyasar sepertinya sudah luar biasa. Padahal segala rencananya dengan Haris sudah nyaris sempurna, hanya perlu menunggu waktu sampai pria itu diangkat menjadi presdir lalu ia akan menceraikan Dewa. Hanya saja, kenapa harus begini? Ibarat membangun sebuah gedung tinggi yang hanya tinggal finishing saja, bagaimana mungkin bisa ambruk lagi dalam sekejap mata hanya karena pondasinya sedikit goyah? “Haris, kita saling mencintai. Aku masih sangat yakin perasaanmu hanya untukku,” gumam Bunga. Sungguh, Bunga masih tak habis pikir dan merasa apa yang barusan terjadi tidaklah nyata. Ya, sebagian dari dirinya masih tak percaya hubungannya dengan