Happy reading Sampai malam, wajah Meera masih cemberut. Setiap kali teringat sikap genit Si Silvi, wajahnya cemberut lagi. Rara, dan Lala tahu, Mami mereka sedang marah dengan Sang Papi. Karena itu setelah makan malam, mereka langsung masuk kamar, tidak menonton televisi dulu seperti biasanya. "Ini Mami tidak mau makan yang dari Ibunya Silvi, Mi. Enak ini, Mi. Daging masak boom, ayam bistik, telur balado ...." "Makan saja sendiri!" Meera bangkit dari duduknya, ditinggalkan Banyu sendirian di ruang makan. "Malam ini tidur di luar saja, tidak usah tidur di dalam kamar!" Meera meletakan satu bantal, dan selembar selimut di kursi makan. "Mi, hujan begini masa Papi harus tidur di luar." "Mau anget, sana peluk si janda genit Silvi itu!" "Teu boleh bicara begitu, Sayang. Ucapan itu doa. Ba