Part 8

1031 Kata
Setelah diguyur habis-habisan oleh Anton dan Farah. Penyiksaan terhadap Kyra nyatanya tak berhenti sampai saat itu juga. Sesudah Kyra mengganti pakaian karena basah semua, Farah memanggil Kyra untuk ke dapur. Kyra yang saat itu sedang meredakan dan menetralkan mentalnya agar tetap tenang dan damai tiba-tiba langsung mendengar suara panggilan yang keluar dari dekat dapur. Terdengar suara panggilan tersebut mirip dengan suara Farah. Jika suara itu terdengar enak ditelinga, mungkin hal itu bisa dimaklumi. Akan tetapi jika sudah memanggil dengan suara yang terdengar membentak memang agak membuat nyali menciut yang membuatnya menjadi tak bersemangat untuk pergi menghampiri panggilan tersebut. Namun mau bagaimana lagi? Tidak mungkin kan' jika Kyra menolak panggilan sang ibu yakni Farah? Bisa-bisa ia kembali terkena amukan ganas Farah dan Anton jika tidak menurut apa yang mereka katakan. “KYRA!!!” “CEPAT KE DAPUR!!!” “NGGAK USAH BERLAMA-LAMA DI KAMAR KAMU. JANGAN BERLAGAK SEOLAH RATU!” “BANYAK CUCIAN INI, KAMU JUGA BELUM MASAK MAKAN MALAM!” “KYRAAA!!!” “Iya, Bu.” jawab Kyra yang terkejut saat tiba-tiba saja suara Farah menggelegar menghiasi gendang telinganya pada saat itu juga. Kyra menghela napasnya dengan perlahan, ia menarik napas lalu menghembuskannya dengan pelan-pelan. Jika sudah terkena amukan dirinya memang akan mendapatkan perlakuan tak mengenakkan. Namun bukan hanya saat ini juga ia mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan tersebut. Kalau boleh jujur sebenarnya setiap hari ia merasakannya.  Brak! Pintu kamar terbuka menampilkan sosok Keila  “Kamu habis dari mana?” “Nih, beli makanan.” Keila menunjukkan plastik berisikan makanan yang berlogo sebuah makanan cepat saji yang harganya lumayan membuat dompet menangis. “Makanan online itu lagi?” tanya Kyra baik-baik namun dijawab dengan nada yang ketus seperti tidak suka oleh Keila. “Iyalah, nggak lihat apa gue pesan di aplikasi? Ini juga dibeliin Ayah. Oh, iya deng. Lo kan lagi kena marah ya? Duh, kasihan. Makanya jangan pulang terlambat,” ucap Keila dengan senyuman sinisnya, “awas, gue mau makan.” Keila pun memakan makanan tersebut tanpa berbasa-basi terlebih dahulu kepada Kyra yang hanya bisa memperhatikannya. Setelah makanan itu sudah habis, Keila memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur sembari berselancar di media sosialnya menggunakan ponselnya. Keila memang seorang gadis yang sombong dan merasa bahwa ia adalah orang kaya padahal kenyataannya tidak. Ia memang mengikuti geng sosialita di sekolah dan berteman dengan anak-anak yang terbilang hedon. Ya, meskipun anak-anak di sekolah sudah tahu jika Keila tidak sekaya apa yang mereka pikirkan. Anak-anak gengnya tetap mau berteman dengan Keila karena Keila memang hits dan terkenal di sekolahnya dengan gaya dan predikat rebel yang ditunjukkannya kepada para guru dan teman-temannya. “Oi!” panggil Keila kepada Kyra. Sementara Kyra hanya diam menunggu sang adik melanjutkan kalimat apa yang ingin dikatakannya. “Lo kan' dipanggil Ibu untuk beres-beres tuh, tolong sekalian buangin sampah makanan gue ya. Gue malas banget ke dapur buang sampah. Gue mau rebahan aja di kasur.” ucap Keila menyuruh sang kakak untuk membuang sampah makanan yang baru saja dimakannya hingga habis tak bersisa. Kyra menjawabnya dengan anggukan sebagai tanda menyanggupi apa yang adiknya katakan.  Oh, s**t! Enaknya menjadi Keila.  Jika Kyra jahat, mungkin pada saat ini juga Kyra sudah menjambak rambut Keila karena kehidupan Keila jauh lebih di dukung dan ditunjang oleh kedua orang tuanya. Semua kemauan Keila selalu dituruti tanpa henti. Bahkan sekalipun jika permintaan itu bernilai mahal, Anton dan Farah tentu saja akan memperjuangkan mati-matian agar permintaan Keila dapat terwujud dan membuat gadis itu senang. Berbeda terbalik dengan Kyra. Tidak seperti Keila, Kyra jika memiliki kemauan harus bekerja keras sendirian. Ia harus menabung uang sangu yang diberikan Anton jika ia pergi ke sekolah. Akan tetapi jika boleh mengatakan yang sebenarnya, Anton dan Farah pun jarang memberikan sangu kepada Kyra. Mereka lebih sering memberi uang saku kepada Keila. Jika Kyra tidak sedikit tegas meminta dan memohon untuk diberikan sangu untuk makan siangnya, mungkin Kyra tidak akan bisa mendapatkan sangu dari kedua orang tuanya. Bahkan jika diberikan sangu pun, sangu tersebut tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan anak-anak SMA pada masa sekarang. Jadinya, Kyra memang lebih sering membawa bekal dan minum dari rumah dari pada jajan dan membeli makanan di kantin dikarenakan keterbatasan uang yang ia miliki. Sedangkan Keila, kau pasti sudah tahu sendiri jawabannya. Keila kerap kali diberikan uang lebih oleh Anton dan Farah. Sesudah meminta uang kepada Anton, tentu saja Keila tidak langsung pergi untuk berangkat ke sekolah. Melainkan berpindah untuk menghampiri Farah agar ia kembali mendapatkan uang tambahan untuk jajannya agar lebih banyak. Keila hanya perlu seolah-olah membuat drama cerita di hadapan Anton dan Farah seperti bayaran uang kas, uang keamanan sekolah, dan uang lainnya yang dilabeli ‘uang bayaran untuk sekolah’. Padahal jelas-jelas sekolah tidak meminta uang sebanyak apa yang Keila katakan untuk memenuhi kebutuhan jajannya kepada dirinya seorang diri. Dan anehnya, Anton dan Farah percaya begitu saja dengan apa yang gadis itu katakan dibandingkan dengan realita yang tengah dihadapi sang kakak yaitu Kyra. Kyra seakan-akan merupakan anak yang tak dianggap oleh keluarganya, namun jika ada masalah dan hal-hal yang terjadi di dalam keluarga itu Kyra akan paling dicari untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kalau kata orang-orang zaman sekarang adalah, “Susah ke yang kanan, kalau lagi senang ke yang kiri.” Mirip seperti pepatah yang mengatakan “Bagaikan kacang lupa kulitnya.” Dan itu memang benar terjadi di keluarga Kyra dan Keila. Saat susah keluarganya akan meminta tolong kepada Kyra, sedangkan jika sedang senang maka keluarganya akan memihak kepada Keila. Ya, contohnya seperti pada saat ini juga. Kyra yang diminta untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, dan hal-hal yang berkaitan tentang pekerjaan rumah lainnya. Sedangkan Keila? Ia terlihat sedang asyik memainkan ponselnya dengan merebahkan tubuhnya di atas kasur yang seharusnya sekarang adalah jam istirahat Kyra karena habis terkena hukuman oleh Anton dan Farah. Namun mau bagaimana lagi? Jika ia menolak dan membantah, tentu saja Kyra akan lebih terkena amukan Anton dan Farah dikarenakan hal yang barusan terjadi yaitu pulang terlambat. Bibir Kyra menarik senyumnya saat sang adik Keila terlihat sedang tertawa-tawa melihat ponselnya. “Aku senang melihatmu tertawa sebahagia itu, Keila. Aku nggak masalah mereka mau memperlakukanku seperti apa. Yang terpenting mereka memperlakukanku lebih baik dari pada diriku. Aku hanya ingin melihat senyuman indahmu seperti saat ini.” Kyra membatin dalam hati. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN