Part 7

1071 Kata
“JAWAB SAYA KYRA! KAMU PUNYA MULUTKAN? CEPAT JAWAB!” paksa Anton kembali yang akhirnya membuat Kyra kembali bersuara karena jika dirinya diam, maka Kyra akan kembali terkena amukan sang ayah. “Karena Kyra kasihan, Yah. K-Kyra ingin membantu meringankan bebannya.” “Hah? Membantu meringankan bebannya kamu bilang? Kamu memangnya dibayar apa sama dia?” “Nggak, Yah.” “Nggak usah sok baik kamu sama orang, Kyra! Untuk apa kamu baik sama dia sampai-sampai mau ngebersihin Aula. Mending kalau kamu dibayar, nah ini? Dasar anak aneh!” cerocos Anton tanpa henti. Di saat yang demikian, tiba-tiba saja Keila kembali ikut-ikutan nimbrung dan masuk ke dalam topik obrolan antara Anton dan Kyra. Ia kembali memanas-manasi perselisihan yang terjadi diantara Anton dan Kyra dengan menambahkan kata-kata pelengkap yang menjadikan Kyra tambah tersudutkan dibuat oleh Keila. “Alah, jangan dipercaya, Yah. Omong kosong alasan doang itu apa yang Kakak katakan.” tambah Keila yang masih menyaksikan sang kakak yang terkena luapan emosi dari sang ayah. Lalu karena sudah merasa puas melihatnya, Keila memutuskan untuk pergi ke kamarnya tanpa membantu Kyra yang sedang dimarahi Anton. Anak itu benar-benar jahat tidak mempunyai hati nurani sama sekali kepada sang kakak. “Nggak habis pikir saya sama kamu ini, Kyra!” kata Anton sembari menggelengkan kepalanya pusing berlagak menjadi orang tua yang lelah pada anaknya. Padahal jika boleh mengutarakan pendapat, seharusnya lebih lelah Kyra lah karena anak itu yang tiap hari harus tahan batin dan telinga mendapatkan ocehan dan kemarahan Anton yang suka datang tiba-tiba. “Siapa orang itu, hah? Siapa kakak kelasmu itu?” tanya Anton kembali yang membuat Kyra ketakutan setengah mati. Tidak, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Anton tidak boleh menemui Aldo. Jika Anton menemui Aldo urusannya bisa panjang kembali. “N-Nggak ada, Yah.” jawab Kyra gugup yang tentu saja membuat emosi Anton semakin menggila. “NAH, MALAH NGGAK NGAKU. ANEH KAMU INI! DIBUDAKIN ORANG MAU, KALAU DIBUDAKIN SAYA SUKA NGEBANTAH!” “K-Kyra nggak ngebantah Ay—“ “DIAM KAMU! SUKA-SUKA SAYA MAU MENGATAKAN APA AJA.” Deg! “INGAT YA, DI MATA SAYA KAMU SELALU SALAH, DAN TENTUNYA KEILA YANG SELALU BENAR!” Karena emosinya sudah tak terbendung lagi, Anton kembali menyeret Kyra membawa anak itu ke dalam kamar mandi dan mengguyurnya saat itu juga yang membuat Kyra menjadi kedinginan. Byurrr! Gayung yang berisikan air dingin itu langsung membasahi dan mengguyur Kyra pada saat yang demikian itu juga. Tubuh Kyra langsung merasakan menggigil karena efek air dingin yang membasahi seluruh tubuhnya dari atas rambut kepala hingga bawah kedua kakinya. “A-Ayah...” ucap Kyra terbata-bata. “Rasakan kamu, suruh siapa pulang terlambat?! Biarkan aja, nggak peduli saya sama kamu!” ketus Anton dengan nada yang tak enak di dengar oleh kedua indera pendengaran. Dan seperti yang sudah di duga, Anton kembali melanjutkan aksi bejatnya yang terdengar sangat tidak manusiawi untuk perlakuan orang tua kepada seorang anak. Yang tak lain dan tak bukan adalah mengguyur Kyra kembali dengan air yang dingin. “Aaaaa...” Byurrrr! “Sukurin! Rasakan! Inilah akibatnya kalau kamu pulang terlambat.” “M-Maaf, A-Ayah...” “Maaf, maaf, enak bener kamu ngomong maaf kayak nggak punya dosa!” Di saat Anton sedang menghukum Kyra, tiba-tiba saja Farah datang dengan kedua tangan yang sedang membawa dua buah kantung plastik berisikan sayuran. Ya, Farah baru saja pulang dari pasar untuk membeli sayuran. Akan tetapi, saat Farah baru saja sampai rumah, ia langsung mendengar suara keras dari kamar mandi belakang yang mempunyai letak yang berada di dekat dapur. Dan pas ia sudah sampai di dapur, Farah melihat dari depan pintu kamar mandi suara itu semakin nyata disertai aksi yang dilakukan Anton untuk menghukum Kyra tanpa jeda karena kesalahannya yang tak lain adalah pulang tidak tepat waktu yang menjadikan emosi Anton semakin menggebu dibuatnya. “Ada apa ini?” kata Farah yang langsung ikut campur, ia masuk ke dalam kamar mandi dan melihat sang putri dengan keadaan yang terlihat kacau dan sulit di jelaskan dengan kata-kata. Terlihat Kyra sangat kacau dan hancur di tempat. Sambil berjongkok, terlihat  rambutnya basah dan seragam sekolahnya basah kuyup karena terkena guyuran air oleh Anton. Kyra yang melihat sang ibu yaitu Farah di depannya langsung melambaikan tangannya seolah meminta bantuan kepada Farah untuk membujuk Anton agar segera menyudahi hukuman yang sedang dijalaninya. “Kenapa ia kau siram sampai basah begitu?” tanya Farah kepada Anton. “Dia membuat ulah, aku sangat kesal dengannya.” “Ulah apa yang Kyra buat?” “Dia pulang terlambat untuk membantu kakak kelasnya yang bahkan tidak memberikannya satu peser uang. Aneh anak itu.” Farah mengangguk mendengar apa yang dijelaskan sang suami. Kyra yang mengira bahwa Farah akan menolongnya ternyata salah besar. Sayangnya bukannya menolong sang anak dan meredakan emosi sang suami yang masih menggebu-gebu dengan kerasnya itu, Farah malah ikut serta menghukum Kyra. Ia merebut gayung yang berada di tangan suaminya dan mengambil air di dalam bak mandi lalu mengguyurkannya ke atas kepala Kyra. Tak tanggung-tanggung, Farah melakukannya secara berulang-ulang seperti cara yang Anton lakukan kepada Kyra barusan tadi. Tak lupa dengan ocehan panjangnya kepada Kyra yang sangat memekakan indera pendengaran siapapun yang mendengarnya. Sudah dapat dipastikan bahwa Farah membanding-bandingkan Kyra dengan Keila pada saat itu juga. Terlebih lagi Anton menambah pemanas kompor kepada Farah dengan mengatakan bahwa Kyra sebagai kakak malah pulang terlambat dengan melakukan kesalahan sementara sang adik yakni Keila malah pulang lebih dulu dan lebih cepat dibandingkan sang kakak. Tentu saja hal itu menambah nilai plus lebih untuk Farah memarahi habis-habisan Kyra. Sementara itu, Kyra sama sekali tidak memberontak. Ia hanya menangis dan merintih meminta kepada kedua orang tuanya untuk berhenti menyiksanya. Jika Kyra berani, tentu saja Kyra sudah melaporkan kedua orang tuanya kepada pihak yang berwajib, akan tetapi Kyra lebih memilih diam dan memendamnya saja. Bahkan pernah, pada saat itu ada tetangga Kyra yang tak tega melihat Kyra yang kerap kali dihukum dan disiksa kedua orang tuanya hanya karena masalah yang terdengar di telinga sangat sepele.  Lalu tetangga Kyra berinisiatif untuk membantu Kyra untuk membuat kasus dan melaporkan kedua orang tua Kyra yaitu Anton dan Farah kepada pihak yang berwajib yakni pihak kepolisian. Namun dengan tegas Kyra meminta tetangganya untuk tutup mulut dengan apa yang semua Anton dan Farah sudah lakukan dengannya yaitu penyiksaan kepada dirinya dikarenakan masalah yang terdengar sepele namun di mata Anton dan Farah masalah itu malah merupakan suatu masalah yang besar. “Aku lelah.” Kyra membatin dalam hati dengan air yang masih mengguyur tubuhnya yang malang itu. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN