“Seharusnya kamu contoh adikmu, Keila. Ia pulang lebih awal dibandingkan kamu. Nggak kayak kamu yang malah pulang pas waktu udah mau maghrib.” oceh Anton.
Pada saat yang demikian, tiba-tiba saja Keila keluar dari kamarnya dan tersenyum sinis melihat Kyra yang sedang dimarahi Anton.
Anak itu langsung menambahi bumbu-bumbu penyedap yang keluar dari mulutnya untuk menambah kemarahan Anton kepada Kyra.
“Widih, lo udah pulang, Kak? Sore amat ya? Udah mau malam kok baru pulang sih. Contoh gue dong udah pulang lebih dulu,” ucap Keila sembari menggelengkan kepalanya, “ya ampun, Kakak macam apa sih, lo? Seharusnya lo jadi contoh buat gue tapi kok malah sebaliknya.”
“Nah, dengar apa yang adikmu katakan! Seharusnya kamu jadi contoh untuk Keila. Tapi malah Keila yang menjadi contoh untukmu.” timpal Anton.
“Ayah tahu nggak? Tadi juga ya, Kak Kyra maksa-maksa aku untuk pulang pas aku lagi ngobrol sama kawanku sehabis pulang sekolah. Ya udah kan' ya aku nurut aja untuk pulang ke rumah. Eh, tapi tahu-tahunya malah dia sendiri yang pulang terlambat. Duh, kemakan omongan sendiri apa gimana sih, Kak?” kata Keila berlagak paling tersakiti padahal Kyra tidak menyakitinya sama sekali.
“Astaga, Kyra! Nggak habis pikir saya sama kamu.” Anton menggelengkan kepalanya pusing.
Lalu tanpa berpikir panjang ia langsung menggeret Kyra untuk ikut dengannya.
“IKUT SAYA!”
“K-Kemana?”
“MASUK KAMAR MANDI KAMU!”
“Ayah... U-Untuk apa?” titah Kyra dengan nada yang ketakutan.
“NGGAK USAH BANYAK TANYA KAMU, KYRA!”
“T-Tapi, Ay—“
“CEPAT MASUK!!!” paksa Anton yang meminta Kyra untuk masuk ke dalam kamar mandi.
“N-Nggak mau, A-Ayah...” tolak Kyra dengan nada memohon.
“Wah, sudah pintar kamu ya sekarang mentang-mentang pulang terlambat. Nggak mau nurut apa yang saya katakan!”
“M-Maafin, Kyra, A-Ayah... Kyra mengaku salah.”
“Nggak ada maaf buat kamu! Dasar kalau udah begini baru aja minta maaf sama orang tua, dari tadi kemana aja kamu, hah?” ketus Anton, “ayo katakan, kenapa kamu bisa pulang terlambat? Apa yang kamu kerjakan sampai-sampai pulang terlambat gini?”
“N-Nggak ada, Ayah.” gugup Kyra terpaksa berbohong demi kebenaran agar Anton tidak menyalahkan kakak kelasnya itu.
“Nggak ada apanya? Jelas-jelas pasti ada yang membuat kamu pulang terlambat begini. Cepat katakan sekarang juga, Kyra! Kalau kamu nggak mengatakannya saya akan membawa kamu ke kamar mandi dan mengguyur kamu!”
“T-Tapi...”
“Katakan cepat!”
Dan Kyra tidak dapat lagi menutupi kebohongannya. Percuma saja ia menutupinya karena Anton akan terus mencecarnya tanpa henti jika ia tak berbicara jujur pada saat itu juga.
“S-Sebenarnya, tadi Kyra membantu kakak kelas Kyra, A-Ayah...”
“Hah? Kakak kelasmu? Membantu? Apa yang kamu bantu untuknya sampai-sampai bisa pulang terlambat seperti ini?”
Mau tidak mau akhirnya Kyra menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi tanpa menutup-nutupinya dari sang ayah karena paksaan dari Anton.
“Tadi, ada kakak kelas yang minta tolong sama Kyra—“
“Minta tolong apa?” potong Anton pada saat itu juga. Ia terlihat benar-benar kepo dan sangat mengamati dan mendengar penjelasan yang keluar dari mulut Kyra.
Meskipun nanti juga pada ujungnya tetap saja Anton menyalahkan sang anak.
“K-Kakak kelas itu minta tolong Kyra untuk ngebersihin Aula.”
“Untuk apa dia minta tolong sama kamu? Kenapa dia nggak melakukannya sendirian? Punya tangan dan kaki kan' dia?” kata Anton kembali bertanya kepada Kyra.
“D-dia terkena hukuman karena melakukan suatu kesalahan. Lalu, hukuman yang diberikannya adalah membersihkan Aula. Pada saat itu juga, Kyra langsung dipanggil olehnya dan dia meminta Kyra untuk membersihkan Aula, Ayah... Karena nggak enak nolaknya jadi Kyra memutuskan untuk membantunya. Walaupun ia sedikit memaksa Kyra untuk membersihkan Aula tersebut.” jelas Kyra panjang kepada Anton.
“TERUS KENAPA KAMU MAU DIPERBUDAK SEPERTI ITU, KYRA!” teriak Anton langsung pada saat itu juga di depan wajah Kyra yang membuat sang putri mengedipkan matanya karena terkejut mendapat gertakan yang kuat tersebut.
Deg!
Kyra tidak berani menjawab.
Padahal tadi jelas-jelas bukan? Jika Anton yang meminta sang anak untuk menjelaskan hal apa yang baru saja terjadi yang mengakibatkan Kyra pulang terlambat. Namun tak disangka malah Kyra yang kembali kena amukan Anton karena kejujurannya. Entah lah, Anton memang benar-benar manusia yang aneh.
“KENAPA NGGAK KAMU TOLAK, HAH?”
Hening.
“JAWAB SAYA KYRA! KAMU PUNYA MULUTKAN? CEPAT JAWAB!” paksa Anton kembali yang akhirnya membuat Kyra kembali bersuara karena jika dirinya diam, maka Kyra akan kembali terkena amukan sang ayah.
“Karena Kyra kasihan, Yah. K-Kyra ingin membantu meringankan bebannya.”
“Hah? Membantu meringankan bebannya kamu bilang? Kamu memangnya dibayar apa sama dia?”
“Nggak, Yah.”
“Nggak usah sok baik kamu sama orang, Kyra! Untuk apa kamu baik sama dia sampai-sampai mau ngebersihin Aula. Mending kalau kamu dibayar, nah ini? Dasar anak aneh!” cerocos Anton tanpa henti.
Di saat yang demikian, tiba-tiba saja Keila kembali ikut-ikutan nimbrung dan masuk ke dalam topik obrolan antara Anton dan Kyra. Ia kembali memanas-manasi perselisihan yang terjadi diantara Anton dan Kyra dengan menambahkan kata-kata pelengkap yang menjadikan Kyra tambah tersudutkan dibuat oleh Keila.
“Alah, jangan dipercaya, Yah. Omong kosong alasan doang itu apa yang Kakak katakan.” tambah Keila yang masih menyaksikan sang kakak yang terkena luapan emosi dari sang ayah.
Lalu karena sudah merasa puas melihatnya, Keila memutuskan untuk pergi ke kamarnya tanpa membantu Kyra yang sedang dimarahi Anton. Anak itu benar-benar jahat tidak mempunyai hati nurani sama sekali kepada sang kakak.
“Nggak habis pikir saya sama kamu ini, Kyra!” kata Anton sembari menggelengkan kepalanya pusing berlagak menjadi orang tua yang lelah pada anaknya.
Padahal jika boleh mengutarakan pendapat, seharusnya lebih lelah Kyra lah karena anak itu yang tiap hari harus tahan batin dan telinga mendapatkan ocehan dan kemarahan Anton yang suka datang tiba-tiba.
“Siapa orang itu, hah? Siapa kakak kelasmu itu?” tanya Anton kembali yang membuat Kyra ketakutan setengah mati.
Tidak, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Anton tidak boleh menemui Aldo. Jika Anton menemui Aldo urusannya bisa panjang kembali.
“N-Nggak ada, Yah.” jawab Kyra gugup yang tentu saja membuat emosi Anton semakin menggila.
“NAH, MALAH NGGAK NGAKU. ANEH KAMU INI! DIBUDAKIN ORANG MAU, KALAU DIBUDAKIN SAYA SUKA NGEBANTAH!”
“K-Kyra nggak ngebantah Ay—“
“DIAM KAMU! SUKA-SUKA SAYA MAU MENGATAKAN APA AJA.”
Deg!
“INGAT YA, DI MATA SAYA KAMU SELALU SALAH, DAN TENTUNYA KEILA YANG SELALU BENAR!”
Karena emosinya sudah tak terbendung lagi, Anton kembali menyeret Kyra membawa anak itu ke dalam kamar mandi dan mengguyurnya saat itu juga yang membuat Kyra menjadi kedinginan.
***