Kyra mengayuh sepedanya dengan cepat. Hari sudah terlihat seperti ingin menggelap karena Kyra terlalu pulang terlambat dikarenakan Aldo yang menyuruhnya untuk membersihkan Aula.
Sekarang, Kyra sudah ada di depan pintu.
Dengan tangan yang gemetar Kyra membuka pintu rumahnya.
Ceklek.
"Bagus ya pulang terlambat."
Suara sambutan untuk kepulangan dirinya ke rumah membuat jantung Kyra berpacu lebih cepat dari biasanya.
Kyra sudah mematung di tempat seperti manekin yang terpajang di depan toko-toko.
Suata yang terdengar berat itu membuat dirinya seakan membeku di tempat dengan tiba-tiba. Seluruh tubuhnya seolah tidak dapat digerakkan pada saat yang sangat denting itu. Kyra sudah tidak dapat menebak apa yang akan Anton lakukan kepadanya.
Kyra sama sekali tidak berani untuk menoleh suara yang membuatnya berhenti dan menjadikannya diam bak patung kaku yang tentunya tak mempunyai nyawa.
Dirinya hanya bisa menundukkan kepala dan melihat lantai yang berada di depannya.
Kedua matanya seakan akan tidak memperbolehkan dirinya untuk mengangkat kepala melihat Anton yang memanggilnya dan membuatnya membeku seketika itu juga di tempat.
Demi apapun, pada saat-saat begini rasanya jantung Kyra ingin berhenti berdetak karena tak sanggup merasakan apa yang selanjutnya akan terjadi kepada dirinya.
Sebenarnya Kyra sudah pasrah bila pasti nantinya dirinya akan dimarahi habis-habisan oleh Anton dan juga Farah.
Ia juga merasa bahwa semua yang ia lakukan ini adalah kesalahannya, walaupun yang sebenarnya merupakan kesalahan Aldo karena cowok itu yang meminta Kyra untuk membantunya meringankan hukumannya dengan membersihkan Aula yang seharusnya sudah menjadi tanggung jawab Aldo karena cowok itulah yang bersalah dan berhak menanggung apa yang ia lakukan.
Namun anak itu malah semena-mena dan sok berkuasa sampai-sampai meminta Kyra untuk membersihkan hukuman Aula
yang diberikan guru untuk Aldo sebagai teguran agar anak itu merasakan kesalahan bersalah pada dirinya karena melakukan kesalahan yang dapat membuat dirinya terkena hukuman seperti itu. Akan tetapi malah Kyra yang menggantikan Aldo karena paksaan tersendiri untuk Aldo yang menganggap Kyra adalah budaknya.
“Siapa yang suruh kamu untuk pulang terlambat begini?” tanya Anton yang suaranya bagaikan macan yang ingin menyerang sang mangsa yang tak lain dan tak bukan adalah anaknya Kyra.
Hening.
Kyra tidak menjawab Anton yang membuat Anton kembali mengulangi apa yang dikatakannya karena tak mendapatkan respon yang keluar dari dalam mulut Kyra sang anak.
“Siapa yang suruh kamu pulang terlambat?”
Untuk yang kedua kalinya, keadaan masih seperti yang baru saja terjadi.
Ya, masih hening.
Sungguh, Kyra tidak berani menjawab Anton jika Anton sudah murka seperti ini. Ia sangat takut, Kyra hanya bisa diam tak mencoba meluruskan karena Kyra tahu sebanyak apapun ia mengutarakan fakta yang sebenarnya terjadi sudah pasti Anton tetap tidak akan mempercayai dirinya.
Nah, dari pada dirinya lebih terkena amukan emosi Anton, Kyra lebih memilih jalan aman yang tak lain adalah diam membisu tanpa mengeluarkan suara apapun.
Terkadang diam memang perlu dilakukan jika sudah tak dapat berdebat dan menjelaskan sesuatu yang sulit dimengerti banyak orang.
Karena jika kita berdebat dengan orang yang tidak mau disalahkan maka semua fakta yang banyak kita cantumkan untuk menunjukkan kebenaran akan tetap sia-sia dan tak ada artinya di mata orang tersebut. Maka dari itu Kyra lebih memilih untuk membungkam mulutnya agar tak bersuara.
Akan tetapi karena Kyra tak menjawab dan mengeluarkan suara, hal itu malah membuat Anton semakin geram dan semakin garang kepada putri pertamanya itu.
Anton kembali membentak Kyra dengan kata-kata yang menggelegar dan menyakitkan hati Kyra.
“KYRA!!!”
“KAMU PUNYA KUPING KAN?”
Deg!
“KUPING KAMU BISA DENGAR SAYA KAN?”
Deg!
“MULUTMU TENTUNYA BISA MENJAWAB APA YANG SAYA KATAKAN! SAYA BERBICARA DENGANMU NAMUN KAMU MALAH DIAM KAYAK ORANG BISU!”
Deg!
“KYRA, JAWAB!”
“I-Iya—“
Brakkk!
Anton menggebrak meja kayu dengan keras yang berada di sampingnya yang menimbulkan sebuah suara besar yang terdengar mengerikan.
“DASAR ANAK NGGAK SOPAN! ORANG TUA LAGI NGOMONG NASEHATIN MALAH DIJAWAB IYA. MAKSUDMU APA, HAH? KAMU MENANTANG SAYA DENGAN JAWABAN YANG KELUAR DARI MULUTMU ITU, YA?!”
Nah, kan. Di saat Kyra menjawab karena suruhan Anton yang meminta dirinya untuk menjawab apa yang dikatakan sang ayah namun Anton malah kembali membalikkan fakta dengan memarahi Kyra hingga mengcap sang putri tidak sopan karena menjawab apa yang ia katakan barusan.
Seperti ini contohnya;
“MULUTMU TENTUNYA BISA MENJAWAB APA YANG SAYA KATAKAN! SAYA BERBICARA DENGANMU NAMUN KAMU MALAH DIAM KAYAK ORANG BISU!”
Deg!
“KYRA, JAWAB!”
Padahal sudah jelas bukan jika memang Anton lah yang meminta sang putri dan untuk membalas perkataan yang ia katakan barusan tadi?
Namun mengapa malah pria itu mengklaim Kyra tidak sopan karena tak menjawab apa yang ia katakan padahal ia sendiri yang meminta Kyra untuk menjawab perkataannya.
“Dasar anak tidak tahu diuntung! Bukannya pulang sekolah membantu membersihkan rumah dan masak untuk makan malam malah pulang terlambat. Mau jadi apa kamu kalau seperti itu? Siapa yang mengajarkan kamu begitu, hah?”
Hening.
“Seharusnya kamu contoh adikmu, Keila. Ia pulang lebih awal dibandingkan kamu. Nggak kayak kamu yang malah pulang pas waktu udah mau maghrib.” oceh Anton.
Pada saat yang demikian, tiba-tiba saja Keila keluar dari kamarnya dan tersenyum sinis melihat Kyra yang sedang dimarahi Anton.
Anak itu langsung menambahi bumbu-bumbu penyedap yang keluar dari mulutnya untuk menambah kemarahan Anton kepada Kyra.
“Widih, lo udah pulang, Kak? Sore amat ya? Udah mau malam kok baru pulang sih. Contoh gue dong udah pulang lebih dulu,” ucap Keila sembari menggelengkan kepalanya, “ya ampun, Kakak macam apa sih, lo? Seharusnya lo jadi contoh buat gue tapi kok malah sebaliknya.”
“Nah, dengar apa yang adikmu katakan! Seharusnya kamu jadi contoh untuk Keila. Tapi malah Keila yang menjadi contoh untukmu.” timpal Anton.
“Ayah tahu nggak? Tadi juga ya, Kak Kyra maksa-maksa aku untuk pulang pas aku lagi ngobrol sama kawanku sehabis pulang sekolah. Ya udah kan' ya aku nurut aja untuk pulang ke rumah. Eh, tapi tahu-tahunya malah dia sendiri yang pulang terlambat. Duh, kemakan omongan sendiri apa gimana sih, Kak?” kata Keila berlagak paling tersakiti padahal Kyra tidak menyakitinya sama sekali.
“Astaga, Kyra! Nggak habis pikir saya sama kamu.” Anton menggelengkan kepalanya pusing.
Lalu tanpa berpikir panjang ia langsung menggeret Kyra untuk ikut dengannya.
“IKUT SAYA!”
“K-Kemana?”
“MASUK KAMAR MANDI KAMU!”
“Ayah... U-Untuk apa?” titah Kyra dengan nada yang ketakutan.
“NGGAK USAH BANYAK TANYA KAMU, KYRA!”
“T-Tapi, Ay—“
“CEPAT MASUK!!!” paksa Anton yang meminta Kyra untuk masuk ke dalam kamar mandi.
***