Cup! Mata Yuna membulat sempurna saat bibir Deon menekan bibirnya secara tiba-tiba namun begitu lembut. Dadanya tiba-tiba berdenyut ngilu saat bayangan Revan dan Kania terlintas. Deon segera menarik diri, menatap Yuna yang seperti diam tak berkutik. Tiba-tiba kesadaran menerpanya dan membuatnya merasa sangat bersalah. "Ma-- maaf," ucapnya dengan mengalihkan pandangan. Ia terlalu terbawa suasana dan perasaan hingga membuatnya berani berbuat demikian. Yuna tetap diam kemudian tanpa mengatakan apapun segera berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan Deon. Deon pun terkejut. Ia memanggil Yuna namun Yuna justru kian mempercepat langkah meninggalkannya. "Argh! Apa yang sudah kau lakukan?!" makinya pada dirinya sendiri. Ia menjambak rambutnya frustasi dan tak berani mengejar Yuna saat ini