Mama Enggar sedang berkunjung ke rumah sang putra. Hanya sendiri, karena papa Enggar harus ke kantor. Wanita itu sedang bersama menantunya menemani Abi. “Kamu sakit, Ndah?” tanya mama Enggar melihat wajah Indah begitu pucat. “Nggak sakit kok, Ma. Masuk angin kayaknya. Sejak pagi, berasa mual. Masuk angin mungkin.” “Masuk angin? Udah minum obat?” “Belum, Ma. Nanti aja.” Mama Enggar mengamati Indah. Adakah yang berubah dengan fisik menantunya? Sudah delapan bulan mereka menikah. Bisa saja, kan.... “Ehm, Ndah.” “Ya, Ma?” “Boleh Mama bertanya sesuatu?” “Apa itu, Ma?” “Apa mungkin kamu hamil?” Indah tercengang. “Nggak, deh, kayaknya, Ma.” Mau hamil gimana, berhubungan aja enggak, lanjut Indah dalam hati. Namun, ia teringat. Bukankah, ia pernah melakukannya sekali bersama Enggar? Tap