Jemari Alika bergetar dengan gelisah saat mulai mendaratkan handuk yang sudah ia celupkan ke air hangat di beberapa luka di bagian wajah Aldra. Apa yang terjadi sebenarnya? Aldra tiba-tiba saja mengetuk kaca balkon kamarnya ketika jarum jam menunjukkan angka dini hari. Dengan wajah babak belurnya yang membuat Alika refleks menjerit kaget dan langsung mengambil perlengkapan P3K untuk mengobati luka Aldra yang terlihat memprihatinkan. Sedari tadi Aldra hanya diam tanpa suara. Dan Alika pun tidak berani untuk bertanya lebih. Tidak ada ringisan sakit atau apa pun yang keluar dari bibir Aldra, seolah pita suara Aldra ikut putus juga. "Sudah selesai. Dan kau bisa buka bajumu agar aku bisa mengobati tubuhmu." "Kau bisa membukanya sendiri." Suara Aldra sangat serak, seperti ada