Aku tidak tahu, kalau lelaki yang sedang di gosipkan itu ternyata malah bertemu dengan ku. Iya, laki laki yang bernama Abrisam Abdullah itu. Dia terlihat sedang memasuki gelato dan berbicara dengan para lelaki berjas hitam itu. Mungkin itu adalah orang kepercayaannya Pak Abrisam itu. Aku sedang berada di sini, akrena sedang mampir saja. Meski kemarin aku sudah membeli es krim bersama Boy. Tapi aku enggak mungkin membawa es krim itu ke sini kan? Aku tidak berharap laki laki itu akan menoleh padaku, karena ya ... siapa aku yang ingin dikenal olehnya. meski aku ini adalah seorang pengusaha saat ini. Namun tetap saja, aku merasa tidak layak untuk bertegur sapa lebih dengannya. "Nona, sepertinya pak Abrisam melirik pada anda." ujar Boy. Kebetulan aku memang bersama Boy. "Jangan bilang yan

