85. Pengakuan Tak Terduga

2207 Kata

Beberpa hari kemudian ...  Lagi dan lagi, mandi keramas. Pagi-pagi sekali aku sudah harus menyatu dengan air di saat orang lain masih bergelung di bawah selimut. Belum lagi, aku juga masih disibukkan dengan mengeringkan rambut dan menyisirinya. Itu agak melelahkan, tetapi aku tidak bisa protes. Aku sudah mengeluh bisa-bisa rambutku rusak kalau tiap hari kena air dan shampoo, tetapi Mas Kian dengan santainya bilang siap menanggung biaya perawatan di salon. Kalau sudah seperti itu, aku bisa apa selain pasrah? Aku tidak punya celah. Sungguh! Ya, harap maklum saja. Pasalnya, kami pengantin lama rasa pengantin baru. Buka begitu? Saat ini aku sedang menikmati suasana pagi di balkon lantai dua sembari menghirup udara bersih dengan rakus. Selain itu, aku juga sedang menunggu teh menjadi h

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN